KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya ucapkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat, petunjuk, dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Makalah ini dibuat
sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami Tata
Surya secara lebih lanjut.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua
pihak yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak
mustahil apabila dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan
masukan dalam menyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Tata Surya. Jangan segan
bertanya jika pembaca menemui kesulitan. Semoga keberhasilan selalu berpihak
pada kita semua.
Watampone, 10 Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR
ISI 2
BAB I
PENDAHULUAN 3
1.1 Latar
Belakang 3
1.2 Rumusan
Masalah 4
1.3 Tujuan
Penulisan 4
BAB II
PEMBAHASAN 5
2.1 Asal-usul
Tata Surya 5
2.2 Sejarah
Penemuan Tata Surya 6
2.3 Struktur
Tata Surya 8
2.1.1 Tata
Surya Bagian Dalam 9
2.1.1.1
Planet-planet Bagian Dalam 9
a. Merkurius 9
c. Bumi 10
d. Mars 10
2.1.2 Tata
Surya Bagian Luar 10
2.1.2.1
Planet-planet Bagian Luar 10
a. Yupiter 11
b. Saturnus 11
c. Uranus 11
d. Neptunus 11
BAB III PENUTUP 13
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang
terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat
oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang
sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil, 173 satelit
alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid,
komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat
planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet luar, dan di bagian terluar
adalah Sabuk Kuiper dan Piringan Terbesar. Enam dari delapan planet dan tiga
dari lima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami yang biasa disebut
dengan bulan. Contoh: Bulan atau satelit alami Bumi. Masing-masing planet
bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel
lain.
Itulah sedikit gambaran tentang Tata Surya.
Tetapi, Bagaimana Tata Surya bisa berbentuk seperti sekarang? Bagaimana awal
mula terbentuknya Tata Surya? Apa yang menarik tentang Tata Surya?
Pertanyaan-pertanyaan ini sering muncul di sekitar kita dan saya akan mencoba
menjawab lewat makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis
membuat makalah yang berjudul “Tata Surya dan Semua Benda Langit yang Terikat
dengan Gravitasi” dengan harapan dapat membantu para pembaca.. Dengan adanya
makalah ini bukan berarti benda langit hanya itu saja tetapi masih ada banyak
lagi yang tidak dapat ditangkap oleh indera manusia sehingga kita harus banyak
belajar agar dapat menemukan benda langit yang baru.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah
dijelaskan, maka secara garis besar ada empat rumusan masalah sebagai berikut.
- Bagaimana Asal-usul Tata Surya?
- Bagaimana Sejarah Penemuan Tata Surya?
- Bagaimana Struktur Tata Surya?
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.
- Mengetahui Asal-usul Tata surya.
- Mengetahui Sejarah Tata Surya.
- Mengetahui Struktur Tata Surya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal-usul Tata Surya
Banyak
ahli telah mengemukakan hipotesis tentang asal-usul Tata Surya, diantaranya.
- Hipotesis Nebula
Hipotesis
Nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara
independen pada tahun 1796. Hipotesis ini
lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace yang menyebutkan bahwa pada
tahap awal Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya
gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan
arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa
(matahari). Matahari raksasa terus menyusut, berputar semakin cepat, dan
cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi tersebut
gas-gas memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar.
- Hipotesis Planetisimal
Hipotesis
Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata
Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan
matahari. Pada masa awal pembentukan matahari, kedekatan tersebut menyebabkan
terjadinya tonjolan pada permukaan matahari dan bersama proses internal
matahari, menarik materi berulang kali dari matahari. Efek gravitasi bintang
mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari.
Sementara sebagian besar materi tertarik kembali dan sebagian lain akan tetap
di orbit, mendingin, memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang
disebut planetisimal dan beberapa
yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek
tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu sehingga membentuk planet dan bulan,
sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
- Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis
Pasang Surut Bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya
bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan
tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain oleh gaya pasang surut yang kemudian
terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929
membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi.
Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis
tersebut.
- Hipotesis Kondensasi
Hipotesis
kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. uiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata
Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
- Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis
Bintang Kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis Bintang Kembar menjelaskan bahwa
Tata Surya berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan saling
berdekatan. Kemudian salah satunya meledak dan meninggalkan serpihan-serpihan
kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan
mulai mengelilinginya.
2.2 Sejarah
Penemuan
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus) telah dikenal
sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang.
Banyak bangsa di dunia memiliki nama sendiri untuk masing-masing
planet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda
langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642)
dengan teleskop refraktornya
mampu menjadikan mata manusia “lebih tajam” dalam mengamati benda langit yang
tidak bisa diamati melalui mata telanjang. Karena teleskop Galileo bisa
mengamati lebih tajam sehingga ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk
penampakan Venus seperti Venus
Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap
Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris yaitu bahwa
matahari adalah pusat alam semesta. Susunan heliosentris adalah Matahari
dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh
ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695)
yang menemukan Titan, satelit
Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter. Perkembangan
teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda
langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630)
dengan Hukum Kepler. Dan
puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua
teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan
benda-benda langit selanjutnya
William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus pada 1781. Perhitungan cermat orbit Uranus
menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Kemudian Neptunus ditemukan pada
Agustus 1846. Penemuan
Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930. Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui
sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian pada
1978 ditemukan satelit yang mengelilingi Pluto yaitu Charon yang sebelumnya
sempat dikira sebagai planet karena ukurannya tidak jauh berbeda dengan Pluto.
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000
objek kecil yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga mengelilingi Matahari. Di sana
mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper
adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk
dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004). Penemuan 2003 EL61
cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki
satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan
puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada
Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga
memiliki satelit.
2.3 Struktur
Tata Surya
Komponen utama sistem Tata Surya adalah matahari, sebuah bintang deret utama kelas G2 yang
mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya
gravitasinya. Yupiter dan Saturnus
merupakan dua komponen terbesar yang mengedari matahari menyangkup
kira-kira 90 persen massa selebihnya. Hampir semua objek-objek besar yang
mengorbit matahari terletak pada bidang edar bumi yang disebut ekliptika. Semua planet terletak sangat dekat pada ekliptika,
sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper biasanya memiliki beda sudut yang
sangat besar dibandingkan ekliptika. Planet-planet dan objek-objek Tata Surya
juga mengorbit mengelilingi matahari dengan berlawanan arah jarum jam jika
dilihat dari atas kutub utara matahari kecuali Komet Halley.
Hukum Gerakan Planet Kepler menjabarkan
bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling matahari bergerak mengikuti
bentuk elips dengan matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Objek yang
berjarak lebih dekat dari matahari memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada
orbit elips, jarak antara objek dengan matahari bervariasi sepanjang tahun.
Jarak terdekat antara objek dengan matahari disebut perihelion, sedangkan
jarak terjauh dari matahari disebut aphelion. Semua objek
Tata Surya bergerak tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik
aphelion. Orbit planet hampir berbentuk lingkaran sedangkan komet, asteroid,
dan objek sabuk Kuiper orbitnya berbentuk elips.
Untuk mempermudah representasi, kebanyakan
diagram Tata Surya menunjukan jarak yang sama antar orbit. Semakin jauh letak
sebuah planet atau sabuk dari matahari, semakin besar jarak antara objek itu
dengan jalur edar orbit sebelumnya. Sebagai contoh: Venus terletak sekitar sekitar 0,33 SA dari Merkurius, Saturnus adalah 4,3 SA
dari Yupiter, dan Neptunus terletak 10,5
SA dari Uranus. Beberapa
upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarak antar orbit ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tidak satu teori pun telah
diterima.
Hampir semua planet-planet di Tata Surya
memiliki sistem sekunder yang kebanyakan adalah benda pengorbit alami (satelit
atau bulan). Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih besar dari planet. Hampir
semua satelit alami yang paling besar terletak di orbit sinkron,
dengan satu sisi satelit berpaling ke arah planet induknya secara permanen.
Empat planet terbesar juga memiliki cincin yang berisi partikel-partikel kecil
yang mengorbit secara serempak.
2.1.1 Tata Surya Bagian Dalam
Tata Surya bagian dalam adalah nama umum yang
mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama yang
terbuat dari silikat dan logam.
Objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup dekat dengan matahari. Radius dari
seluruh daerah ini lebih pendek dari jarak antara Yupiter dan Saturnus.
2.1.1.1
Planet-Planet Bagian Dalam
Planet-planet
bagian dalam. Dari kiri ke kanan: Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial
planet) memiliki komposisi batuan yang padat dan hampir tidak mempunyai
bulan dan sistem cincin. Komposisi utama planet ini adalah mineral bertitik
leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung dan logam
seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Venus, Bumi dan Mars memiliki atmosfer, kawah meteor,
dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet
yang letaknya di antara matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.
a.
Merkurius
Merkurius (0,4 SA)
adalah planet terdekat dari matahari serta terkecil (0,055 massa bumi).
Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah
meteorid yang diketahui adalah lobed ridges atau rupes,
kemungkinan terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya. Atmosfer
Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari
permukaannya karena semburan angin matahari. Besarnya inti besi dan tipisnya
kerak Merkurius masih belum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesis
lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa dan
perkembangan (akresi) penuhnya terhambat oleh energi awal matahari.
b.
Venus
Venus (0,7 SA) berukuran 0,815 kali dari massa bumi.
Planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfer
yang tebal dan memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering
dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak
memiliki satelit. Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai
400 °C yang kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang
terkandung di dalam atmosfer. Sejauh ini aktivitas geologis Venus belum
dideteksi dan karena planet ini tidak memiliki medan magnet yang bisa mencegah
habisnya atmosfer diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.
c.
Bumi
Bumi adalah planet bagian dalam yang terbesar dan
terpadat. Bumi adalah satu-satunya yang diketahui memiliki aktivitas geologi
dan memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara
planet-planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diobservasi
memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan
planet-planet lainnya karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang
menghasilkan 21% oksigen. Bumi memiliki
satu satelit yaitu bulan dan satu-satunya satelit besar dari planet
kebumian di dalam Tata Surya.
d.
Mars
Mars (1,5 SA) berukuran lebih keci dari bumi dan
Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan
utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi
raksasa seperti Olympus Mons dan lembah
retakan seperti Valles marineris menunjukan aktivitas geologis yang terus
terjadi sampai belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya
yang kaya besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil yaitu Deimos dan Phobos yang diduga
merupakan asteroid yang terjebak
gravitasi Mars.
2.1.2 Tata
Surya Bagian Luar
Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat
gas-gas raksasa dengan satelit-satelit yang berukuran planet. Banyak komet
berperioda pendek termasuk beberapa Centaur yang juga berorbit di daerah ini.
Badan-badan padat di daerah ini mengandung jumlah volatil (contoh: air,
amonia, metan, yang sering disebut es dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang
lebih tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.
2.1.2.1
Planet-Planet Bagian Luar
Keempat planet luar yang disebut planet raksasa
gas (gas giant) atau planet jovian secara
keseluruhan mencakup 99% massa yang mengorbit matahari. Yupiter dan Saturnus
sebagian besar mengandung hidrogen dan helium. Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang
lebih besar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri
sebagai raksasa es. Keempat raksasa gas ini semuanya memiliki cincin, meski
hanya sistem cincin Saturnus yang dapat dilihat dengan mudah dari bumi.
a.
Yupiter
Yupiter (5,2 SA)
merupakan planet yang berukuran 318 kali massa bumi dan 2,5 kali massa dari
gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utama planet ini adalah hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan
timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya seperti pita pita awan
dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter memiliki 63
satelit. Empat yang terbesar adalah Ganymede, Callisto, Io, dan Europa yang
menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti
yang panas. Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya berukuran
lebih besar dari Merkurius.
b.
Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang
dikenal dengan sistem cincinnya memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter yaitu
komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter,
namun planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali
massa bumi sehingga membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di
Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini dan 3 yang
belum dipastikan. Dua di antaranya yaitu Titan dan Enceladus yang menunjukan
activitas geologis meskipun hanya terdiri dari es saja. Titan berukuran lebih
besar dari Merkurius dan merupakan
satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berarti.
c.
Uranus
Uranus (19,6 SA) yang
memiliki 14 kali massa bumi adalah planet yang paling ringan di antara
planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari
matahari dengan berukuran poros 90° pada ekliptika. Planet ini
memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya
sedikit memancarkan energi panas. Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui dan
yang terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel, dan Miranda.
d.
Neptunus
Neptunus (30 SA)
meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus namun memiliki 17 kali massa bumi
sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi
tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus. Neptunus memiliki 13 satelit yang
diketahui. Yang terbesar adalah Triton. Triton
memiliki geyser nitrogen cair dan geologinya aktif. Triton adalah satu-satunya
satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga
didampingi beberapa planet minor pada orbitnya yang disebut Trojan Neptunus.
Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ada beberapa hipotesis yang menyatakan
asal-usul Tata Surya yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu Hipotesis
Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis Pasang Surut Bintang, Hipotesis
Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar. Sejarah penemuan Tata surya di awali
dengan dilihatnya planet-planet dengan mata telanjang hingga ditemukannya alat
untuk mengamati benda langit lebih jelas yaitu Teleskop dari Galileo.
Perkembangan teleskop diimbangi dengan perkembangan perhitungan benda-benda
langit dan hubungan satu dengan yang lainnya. Dari mulai mengetahui
perkembangan planet-planet hingga puncaknya adalah penemuan UB 313 yang
ternyata juga mempunyai satelit.
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang
terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat
oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang
sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil atau katai,
173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid,
komet) lainnya. Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam,
sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar ada Sabuk
Kuiper dan Piringan Tersebar.
B.
Saran
Sebaiknya
semua pihak mempelajari Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya
Tata Surya itu berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau
merekayasanya. Mengetahui Tata Surya juga sangat penting agar kita dapat
mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan
keimanan dan ketakwaan.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia.2009.Tata Surya,(Online),(http://wikipediafoundation.org/
Wikipedia.2009.Planet,(Online),(http://wikipedia.org/wiki/Planet
Wikipedia.2009.Bulan,(Online),(http://id.wikipedia.org/Bulan_%28satelit%29
Izin
BalasHapusMohon izin untuk saya copas sebagai tugas makalah geografi kelas X
BalasHapus